Senin, 25 Oktober 2010

Panjat Tebing: Rahasia Sang Pemenang


Ada sebuah kejuaraan panjat tebing yang diikuti lima orang pemuda.

Tebing ini sangat terjal dan memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi di banding kebanyakan tebing. Karena tingkat kesulitannya tidak banyak orang yang berani mencoba. Namun kelima peserta dengan semangat dan percaya diri yang tinggi masing-masing menyatakan kesanggupan mereka untuk menaklukkannya.

Semua telah tampak siap dengan peralatan mereka. Acara pun di mulai. tiap peserta mulai memanjat dengan antusias. Penonton yang ramai riuh memberi semangat.

Dan sekarang mereka telah mencapai sepertiga tebing. Keterjalan tebing dan sisi-sisi yang licin membuat seorang peserta nyaris jatuh. Namun dia dengan sigap merah pegangan dan memanjat lagi. Dua penonton berbisik “mereka tidak akan mampu mengakhiri lomba ini, tebingnya terlalu curam!”. Dan benar saja, pemuda yang nyaris jatuh tadi, sekarang benar-benar jatuh dan lututnya terluka.

Tersisa empat peserta lagi. Beberapa orang khawatir. Jika peserta yang lain jatuh, maka semakin tinggi jatuhnya akan semakin tinggi dia terluka. Dan…, kali ini mereka benar lagi. Satu pesera jatuh dan terluka lebih parah dari peserta sebelumnya. Tinggal tiga orang lagi tersisa.

Sebagian dari penonton mulai tampak resah. Mereka mengatakan pada panitia untuk menghentikan perlombaan, tebing ini terlalu curam dan licin. Satu persatu mereka berteriak “turunlah, kalian tidak akan mampu memanjatnya!” Mereka semuanya telah melewati 3/4 ketinggian tebing. “Turunlah, demi keselamatanmu!” Seorang peserta kehilangan konsentrasinya, dan jatuh. Langsung tak sadarkan diri.

Dua peserta lagi tersisa. Semakin banyak orang meneriaki mereka untuk turun. Mereka tak akan mampu menaklukkan tebing ini. Tidak mungkin mengingat sisa tenaga yang mereka miliki seperti itu.

Sekarang hanya tinggal dua meter tersisa. Dan satu orang peserta jatuh lagi. Dokter yang siap berjaga pun segera memeriksanya.

Sekarang hampir semua orang meneriaki peserta terakhir demi keselamatannya. Namun dia akhirnya meneyelesaikan perlombaan panjat tebing itu dengan sempurna. Semua orang merasa heran dan kagum padanya. Beberapa menitikkan air mata mengingat betapa sulitnya tantangan dan empat peserta lain yang gagal dan terluka parah.

Reporter TV lokal dan para wartawan yang telah menunggunya di bawah segera mendatanginya untuk wawancara. “Apa rahasianya sehingga anda begitu tangguh dan bertenaga?”. Pemuda itu tampak kebingungan dan hanya diam. Wartawan lain bertanya lagi. “Apakah anda sering memenangkan lomba panjat tebing sebelumnya?” Dia diam lagi dan hanya berbicara dengan gagap.

Seorang temannya menghampiri mereka. Sambil memberi minum kepada pemenang tersebut dia berkata kepada para wartawan, “Ma’af ya, teman saya ini tuna rungu. Dia tidak bisa mendengar”.

Teddy Amry

Tidak ada komentar:

Posting Komentar